EMPAT
WANITA PENGHUNI SURGA
Sebelum membaca artikel di bawah ini, saya share KUMPULAN BACAAN AL-QUR'AN LENGKAP. Semoga bermanfaat.
KHADIJAH
Suatu hari, datanglah malaikat Jibril kepada
Rasulullah, kemudian berkatala, “Ya Rasulullah, Khadijah sebentar lagi akan
datang membawa bejana berisi lauk, makanan, atau minuman. Kalau ia sudah
datang, sampaikan salam dari Allah dan dariku. Dan, berikan kabar gembira
dengan rumah di surga,” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Lihatlah betapa salihahnya beliau hingga Allah
menitipkan salam untuknya melalui perantara malaikat Jibril dan Rasulullah.
Khadijah dikenal dengan kedermawanannya memberikan segala yang ia punya untuk
kepentingan dakwah suami tercintanya, yakni Rasulullah. Khadijah ikhlas meski
hartanya habis untuk kepentingan dakwah sehingga tidak heran jika Rasulullah
sangat terkesan pada sosoknya. Ia pun tidak pernah hilang dalam ingatan
Rasulullah, meskipun ia sudah tiada dan Rasulullah sudah memiliki istri lain
yang juga salihah.
Banyak sekali keistimewaan Khadijah yang membuatnya
begitu dicintai oleh Rasulullah. Ia perempuan pertama yang percaya dan beriman
kepada Allah dan Rasulullah. Selain patuh dan percaya sepenuhnya kepada Rasulullah,
Khadijah juga membantu perjuangan dakwah Rasulullah dari berbagai aspek, mulai
dari harta, tenaga, pikiran, hingga hal lainnya.
Hal itulah yang bisa dicontoh oleh para muslimah
ketika telah menikah dan memiliki suami. Dukunglah suami Ummi jika ia memiliki
tujuan berdakwah untuk umat. Bantu semampu yang kita mampu untuk kepentingan
dakwahnya dan ikhlaslah mengharap ridha dari Allah saja. Semoga kita semua yang
sedang berusaha menjadi istri salihah dapat bertemu dengan Khadijah di Taman
Firdaus kelak.
FATIMAH AZZAHRA
Fatimah Azzahra adalah anak dari Khadijah dan
Rasulullah. Sosoknya selalu mengagumkan karena ia mengajarkan kepada kita
tentang bakti seorang anak terhadap orang tua. Anak perempuan yang salihah
memiliki potensi menjadi istri yang salihah juga.
Fatimah adalah anak kesayangan Rasulullah. Meskipun
dia adalah putri dari orang nomor satu di dunia, Fatimah tidak pernah
menyombongkan diri. Bahkan, dalam urusan memilih jodoh, dia sangat patuh pada
pilihan Rasulullah, meskipun orang yang dijodohkan kepadanya bukanlah seseorang
yang bergelimang harta, yakni Ali bin Abu Thalib. Baginya, dalam memilih
pasangan, kekayaan harta bukanlah tolak ukur, melainkan keimanan dan ketakwaan
orang yang kelak mendampinginya dalam mengarungi bahtera rumah tanggalah yang
paling penting.
Bakti dan rasa sayang seorang Fatimah terhadap
ayahandanya selalu dibuktikan dengan sikap yang terang-terangan, tidak hanya
diucapkan di bibir saja, seperti dua kisah di bawah ini.
Pertama, ketika Perang Uhud selesai, Nabi mengalami luka yang
cukup parah di bagian pipinya. Gigi Rasulullah patah, kemudian kakinya terluka.
Tidak sedikit darah yang keluar dari bagian tubuh Rasulullah yang terluka.
Dengan dibantu Ali, Fatimah membersihkan dan menghentikan aliran darah pada
tubuh Rasulullah dengan sabar. Ia melakukan hal tersebut karena keikhlasan dan
kecintaan terhadap ayahnya.
Kedua, suatu hari, Rasulullah pernah dilempari darah dan
kotoran unta oleh Uqbah bin Abi Muith saat sedang sujud di depan Kabah. Fatimah
yang mendengar hal itu mengetahui bahwa ayahnya tidak bersalah dan ia melihat
bahwa ayahnya sedang dizalimi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab
tanpa alasan yang jelas. Fatimah pun datang menghampiri Rasulullah dan
membersihkan kotoran itu dari kepala ayahnya. Setelah itu, ia menghampiri dan
memarahi para kafir Quraisy. Karena ia masih kecil, bukan didengarkan, ia
justru ditertawakan. Meski begitu, Fatimah sudah menunjukkan bahwa ia memiliki
sikap yang tegas dan berani dalam melihat mana yang benar dan mana yang salah.
Kisah tersebut merupakan sebuah pelajaran bagi kita
tentang cara seorang anak yang berani membela ayahnya ketika sang ayah dizalimi
oleh orang lain. Kisah tersebut cukup menyentuh hati dan memperlihatkan bahwa
Fatimah adalah anak yang pemberani. Selain itu, darinya juga kita dapat belajar
bahwa sebelum belajar menjadi istri yang patuh kepada suami, belajarlah menjadi
anak yang patuh pada orang tua. Dapatkan ridha Allah dengan mendapatkan ridha
orang tua dan juga ridha dari suami.
ASIYAH
“Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di
sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya. Dan,
selamatkanlah aku dari kaum yang zalim,” (Q.S. At-Thamrin: 11).
Dalam doanya, bisa dilihat betapa sulitnya hidup di
posisi Asiyah. Hati kecil selalu menuntunnya untuk menjadi orang yang beriman
dan taat kepada Allah, tetapi lingkungan yang ia miliki tidak mendukunganya
pada hal itu.
Semua tahu siapa suami dari Asiyah. Ya, dialah seorang
manusia yang sangat sombong bernama Firaun. Saking sombongnya, ia bahkan berani
merebut kesombongan yang seharusnya hanya dimiliki oleh Allah dengan mengatakan
dirinya adalah Tuhan. Barang siapa menolak titahnya, kematian adalah
balasannya.
Asiyah membuktikan keteguhan hatinya saat terjadi
peristiwa adu ilmu antara tukang sihir utusan Firaun dengan Musa as.. Asiyah
bertanya pada pengawal kerajaan, “Siapakah yang menang?” Mereka pun menjawab,
“Musa dan Harun.” Asiyah pun kemudian berkata, “Aku beriman kepada Tuhannya
Musa dan Harun.” Pernyataan Asiyah tersebut menjadi tamparan yang keras bagi
Firaun di muka umum. Karena kemarahannya yang begitu besar, Firaun pun
mengancam akan melempari Asiyah dengan batu besar di padang pasir yang
panas. Namun, karena ketaatannya kepada Allah, Asiyah tidak takut dan tetap
teguh pada pendiriannya. Keteguhan Asiyah pun dicatat oleh Allah di dalam
Alquran.
Sebagai muslimah, mungkin kita memiliki cerita yang
berbeda-beda dalam meneguhkan hati untuk menjaga diri dan keimanan kita
terhadap Allah. Ketika lingkungan tidak mendukung keinginan kita untuk menjadi
perempuan salihah, ingatlah bahwa hal ini juga pernah terjadi pada Asiyah.
Janganlah pernah merasa sendiri. Selain itu, bagi para muslimah yang tidak
memiliki masalah dengan lingkungan, tetapi sulit sekali berubah karena selalu
mengada-adakan masalah, tidakkah seharusnya kalian bersyukur karena tidak harus
diancam akan dilempari batu besar di gurun pasir hanya untuk sekadar menutup
aurat dan menguatkan keimanan kepada Allah? Lawanlah rasa malas itu dan
ingatlah bahwa balasan bagi orang teguh terhadap keimanan dan ketakwaan adalah
surga seperti yang Allah janjikan kepada Asiyah.
MARYAM
Di zaman yang kini serbamodern dan banyak orang yang
menyalahgunakan arti kata kebebasan, kita dapat menjumpai banyak fenomena
menyedihkan mengenai perempuan. Kini, banyak perempuan yang tidak bisa menjaga
kesuciannya dengan rela melepaskan kehormatannya hanya untuk kesenangan duniawi
semata. Kesenangan yang hanya terlihat indah di mata, tetapi tidak dirasakan
indah di hati kecilnya sendiri. Ada baiknya kita melihat kembali kisah nyata di
masa lalu yang bisa kita contoh saat ini, yakni kisah tentang Siti Maryam binti
Imron.
Maryam adalah figur seorang muslimah yang konsisten
menjaga kesuciannya. Sebuah harga mahal seorang wanita yang sudah sulit sekali
ditemukan di kalangan perempuan zaman sekarang. Suatu ketika, ujian Allah
datang kepadanya, yaitu malaikat mengaruniakan seorang anak kepadanya
saat ia masih seorang gadis yang tidak memiliki suami. Jika dipikir
secara rasional, hal ini sangat tidak masuk akal. Namun, takdir yang Allah
tetapkan terhadapnya ia terima dengan ikhlas. Karena kesuciannya, Allah
memercayakannya untuk mengandung dan melahirkan Nabi Isa as.. Setelah
melahirkan, ia mendidik Nabi Isa dengan sangat baik sehingga terlahirlah
pejuang ajaran Allah di muka bumi.
Ada proses panjang yang harus dilalui oleh wanita suci
ini sehingga namanya tercatat dalam hadis sebagai wanita yang dijamin masuk
surga. Ia harus hidup dengan sulit karena banyak hinaan juga cemoohan yang
datang bertubi-tubi kepadanya. Namun, lagi-lagi, ketaatan dan ketakwaan kepada
Allah-lah yang membuat muslimah ini kuat dan bersabar dengan cobaan yang
datang. Ini karena ia menyadari bahwa hanya Allah-lah yang tahu kalau dirinya
tidak pernah berbuat hal sekeji itu. Ia hanya beriman kepada Allah dan tidak
peduli pada pandangan orang-orang di sekitarnya. Ia tidak memusingkan cemoohan
dan hinaan orang-orang yang tidak tahu apa-apa.
Begitulah keempat kisah nyata muslimah zaman dulu yang
dijanjikan Allah masuk surga. Para muslimah masa kini dapat memetik hikmahnya.
Selain itu, kita dapat mencontoh dan mengaplikasikannya dalam kehidupan saat
ini. Wallahualam bissawab.
Belum ada tanggapan untuk "EMPAT WANITA PENGHUNI SURGA"
Post a Comment