FILSAFAT JAWA DAN UNSUR RELIGIUS DALAM TRADISI WETON SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER


FILSAFAT JAWA DAN UNSUR RELIGIUS DALAM TRADISI WETON
SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER

Oleh:
Dodit Setiawan Santoso



Sebelum membaca artikel di bawah ini, saya share KUMPULAN BACAAN AL-QUR'AN LENGKAP. Semoga bermanfaat.



Pendahuluan
Karakter (dalam KBBI) memilki makna yakni sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Kemudian menurut Ditjen Mandikdasmen Kemdiknas (via internet), karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama , baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang dibuatnya.
Manusia yang terlahir di dunia telah diberikan bekal oleh Sang Pencipta yakni karakter, yang membedakannya dengan manusia lainnya. Menurut kepercayaan Jawa, karakter seseorang dapat ditentukan berdasarkan kalender tradisional Jawa. Salah satu metode ramalan ini dapat ditemukan dalam sistem hari kelahiran Jawa yang disebut wetonan/weton.
Dalam penanggalan weton ada lima pasaran (legi, pahing, pon age, kliwon) dari tujuh hari dalam seminggu (senin, selasa, dll). Dan berawal dari sini, bahwa watak, karakter, serta nasib seseorang dilihat. Menurut kepercayaan orang Jawa, nasib seseorang dibagi atas dua macam yakni nasib baik dan nasib buruk. Penggambaran seperti inilah, yang memungkinan memancing pemikiran seseorang untuk bisa menetap atau keluar dari keadaan yang akan dialami atau yang telah dialaminya. Pengaruh ini mungkin saja berdampak baik untuk seseorang agar ia terus-menerus membenahi karakter, baik individu maupun dalam kelompok, baik dalam kerja individu maupun kerja kelompok.
            Terkait penanggalan hari dalam kebudayaan Jawa ini, sebenarnya terselip beberapa filsafat Jawa yang baik untuk pembentukan seseorang, baik watak, karakter atau yang lainnya.


Pengaruh Budaya Weton
Pengaruh budaya weton bagi masyarakat, terutama masyarakat Jawa ini meliputi; nasib, watak, serta karakter. Semua ini merupakan penggambaran hidup di masa depan yang di mulai ketika seseorang dilahirkan. Terkait nasib, nasib manusia terdiri atas dua titik tolak yaitu baik atau buruk, yang menurut kepercayaan orang Jawa hal tersebut sangat dipengaruhi oleh WETON. Istilah weton sendiri adalah hari dan pasaran pada saat manusia dilahirkan ke dunia. Jadi, garis kehidupan manusia sudah ditentukan sejak lahir dan tidak ada yang bisa merubahnya.
Untuk menggambarkan nasib seseorang, dalam perhitungan Jawa dikenal apa yang disebut sebagai angka peruntungan yang terdiri dari bilangan 1 sampai dengan 7 yang masing-masing memiliki makna yang berbeda.
1 = mati
2 = kekayaan
3 = bertolak belakang
4 = kehilangan
5 = kehormatan
6 = lancar
7 = pegat atau cerai

Untuk lebih jelasnya, berikut akan dijelaskan satu persatu.
I.          Weton yang memiliki angka peruntungan 1 yakni weton  JUM’AT PON dan weton RABU KLIWON.
Weton pada hari tersebut, menurut peruntungan tanggal tradisional masyarakat Jawa memilki arti yakni‘mati’(dalam pengertian yang luas).Bisa juga berarti ‘kegagalan’ ataupun mati dalam hal lainnya.
Orang dengan weton ini sering mengalami kendala dalam hidupnya. Keberhasilan hanya mungkin didapatkannya, jika mau bekerja keras dan pantang putus asa. Yang kerap terjadi adalah mati langkah atau mati pemikiran, sehingga nasibnya susah untuk berubah alias ‘jalan ditempat’. Terlebih lagi jika dalam melangkah suka sembrono atau sembarangan. Dengan sikap kesembronoannya itulah maka kegagalan banyak mewarnai hidupnya.Yang terpenting dalam melakukan usaha harus ekstra hati-hatitidak boleh seenak-enaknya atau sembarangan.
Meskipun bayangan kegagalan selalu menghantui, tapi tidak berarti hidup seseorang dalam weton ini akan hancur. Asalkan tetap ingat kepada Yang Maha Kuasa ketika rejekinya sedang membaik dan waspada atau hati-hati dalam melangkah dikala rejekinya sedang sulit sajalah, maka kegagalan akan seminimal mungkin terhindarkan dari kehidupan seseorang dalam weton ini.

II.    Weton yang memiliki angka peruntungan 2 adalah orang yang lahir pada SABTU WAGE, JUM'AT KLIWON, SENIN PON, RABU PAHING, KAMIS PON, SELASA PON dan MINGGU PON menurut penanggalan tradisional Jawa.
Menurut penanggalan Jawa, weton pada peruntungan ini memiliki arti yakni‘kekayaan’(dalam pengertian yang luas). ‘Kekayaan’ yang dimaksud, bisa berarti sebagai ‘keberhasilan’, dan sebagainya.
Orang dengan weton diatas termasuk yang beruntung, karena jarang atau hampir tidak pernah menemui kendala yang berarti dalam hidupnya. Usaha yang dilakukan lebih banyak berhasil daripada kegagalan. Kalau mau berusaha lebih keras, maka akan menghantarkannya menuju sukses sesuai yang dicita-citakan.Oleh karenannya, yang perlu diingat disini adalah harus selalu mensyukuri rejeki yang didapatkan, sehingga akan memperoleh nikmat yang lebih.

III. Weton yang memiliki angka peruntungan 3 adalah orang yang lahir tepat pada hari SELASA KLIWON, MINGGU KLIWON, SABTU LEGI, JUM'AT PAHING, SENIN KLIWON dan KAMIS KLIWON menurut penanggalan tradisional Jawa.
Artinya bahwa orang yang lahir pada hari tersebut, menurut kepercayaan dan peruntungan penanggalan tradisional Jawa memilikipengertian yakni ‘bertolak belakang’(dalam pengertian luas).Kelompok weton pada hari tersebut akan memiliki sifat yang kontradiktif (bertentangan). Misalnya dalam hal pemikiran sering berlawanan dengan pendapat orang lain, sehingga sulit untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain. Selain itu, dalam melakukan usaha sering menjumpai keanehan, yaitu jika dilakukan dengan sungguh-sungguh atau serius justru akan menemui kegagalan, tapi kalau hanya sekedar iseng atau main-main malahan berhasil. Boleh dibilang kelompok orang dalam weton ini merupakan kelompok yang paling unik, karena sukses yang dicapai seringkali bukan dari hasil kerja keras, tapi hanya bersifat kebetulan yang mungkin hanya diawali dari hobi atau kegemaran semata.

IV. Weton yang memiliki angka peruntungan 4 adalah orang yang lahir tepat pada hari KAMIS PAHING, SELASA PAHING, MINGGU PAHING, SENIN PAHING dan RABU WAGE, menurut penanggalan tradisional Jawa.
Artinya bahwa orang yang lahir tepat pada hari tersebut, menurut penanggalan tradisional Jawa orang tersebut ‘akan kehilangan’(dalam artian yang luas).
‘Kehilangan’ bisa diartikan sebagai ‘merugi’, dan sebagainya. Oleh karenanya, orang yang lahir pada hari tersebut diharapkan harus sangat berhati-hati jika melakukan usaha, karena jika tidak hati-hati maka orang tersebut akan sering mengalami kegagalan sehingga yang dialami adalah kebangkrutan. Biasanya kebangkrutan yang terjadi adalah karena akibat ditipu orang lain, atau bisa juga karena banyaknya pengeluaran yang tak terduga. Misalnya, karena kecelakaan, sakit, uangnya dipinjam orang tapi susah kembalinya, atau karena kesialan-kesialan lainnya. Artinya rejeki yang didapat mudah hilang kembali oleh karena faktor-faktor atau sebab-sebab tertentu.

V.    Weton yang memiliki angka peruntungan 5 adalah orang yang hari lahirnya tepat pada hari RABU LEGI, SABTU PON dan JUM'AT WAGE menurut penanggalan Jawa.
Artinya bahwa orang yang lahir tepat pada hari tersebut, menurut penanggalan tradisional Jawa orang tersebut akan memperoleh ‘kehormatan’(dalam pengertian yang luas).
Orang-orang yang memiliki weton tersebut cenderung memperoleh derajat, kehormatan dan juga kewibawaan. Artinya bahwa pembawaannya memberi pengaruh terhadap orang lain, sehingga dihormati atau disegani.
Oleh karenanya, yangterpenting adalah bisa memanfaatkan pengaruh terhadap orang lain ini untuk tujuan yang positif, sehingga diharapkan akan mudah tercapai apa yang dicita-citakan. Kendala mungkin ada, tapi selalu bisa diatasi.

VI. Weton yang memiliki angka peruntungan 6 adalah KAMIS WAGE, SABTU WAGE, MINGGU WAGE, SABTU KLIWON, JUM'AT LEGI dan SENIN WAGE.
Artinyabahwa orang yang lahir tepat pada hari tersebut, menurut penanggalan tradisional Jawa orang tersebut akan‘lancar’(dalam pengertian yang luas).
‘Lancar’ bisa diartikan sebagai ‘tercapai tujuannya’, sehingga orang-orang dengan weton diatas umumnya jarang mengalami hambatan, dan lebih banyak memperoleh keselamatan dalam berusaha. Kendala mungkin ada tapi selalu bisa diatasi, dan meskipun hasilnya tidak selalu berlebihan tapi selalu berkecukupan. Oleh karenanya, yang lebih penting adalah harus selalu mensyukuri apa yang didapat dan tidak perlu khawatir kekurangan asalkan tetap mau berusaha.

VII. Weton yang memiliki angka peruntungan 7 adalah SENIN LEGI, RABU PON, KAMIS LEGI, SELASA LEGI, MINGGU LEGI, dan SABTU PAHING..
Artinya bahwa orang yang lahir tepat pada hari tersebut, menurut penanggalan tradisional Jawa orang tersebut akan ‘pegat atau cerai’(dalam pengertian yang luas).
‘Pegat atau pisah’ bisa berarti ‘jauh rejeki’, ‘jauh jodoh’, ‘susah cari kerja’, dan sebagainya. Kalau berkeluarga, cenderung kurang harmonis, mungkin disebabkan karena pekerjaannya yang jauh dari rumah, atau suami istri jarang ketemu karena kesibukan masing-masing.
Selain itu, jika bekerja sering tidak betah dan inginnya keluar saja, sehingga kalau tidak hati-hati atau gegabah dalam membuat keputusan hidupnya bisa gagal berantakan. Maka, untuk orang-orang dengan weton tersebut diatas harus memiliki kemampuan mengendalikan diri yang sangat kuat dan sulalu berusaha untuk tidak emosional dalam menghadapi berbagai persoalan supaya hidupnya tetap selamat dan sejahtera meskipun mungkin tidak selalu berkelebihan.
Selain nasib yang menjadi bahasan dalam tradisi weton, ada juga bahasan yang lain yakni terkait dengan watak atau karakter manusia yang juga ditentukan hari kelahirannya, yakni:
1.      Ditentukan oleh hari kelahiran
·         Jumat : Enerjik mengagumkan.
·         Sabtu : Membuat orang merasa senang, susah ditebak.
·         Minggu : Tekun mandiri, berwibawa.
·         Senin : Selalu berubah, indah dan banyak mendapatkan simpati.
·         Selasa : Pemarah dan pencemburu, luas pergaulannya.
·         Rabu : Pendiam, pemomong dan penyabar.
·         Kamis : Sangar menakutkan.

2.      Ditentukan oleh pasaran Jawa
·         Pahing : Selalu ingin memiliki (barang), kesungguhannya penuh perhitungan untuk mendapatkan untung, suka menolong, mandiri, kuat lapar, banyak musuhnya, kalau tersinggung menakutkan marahnya, suka kebersihan. Sering kena tipu dan kalau kehilangan jarang bisa menemukan kembali.
·         Legi : Bertanggung jawab, murah hati, enak dalam pergaulan, selalu gembira seperti tidak pernah susah, sering kena fitnah, kuat tidak tidur malam hari, berhati-hati namun sering bingung sendiri, bicaranya berisi.
·         Kliwon : Pandai bicara dan bergaul, periang, ambisius, urakan, kurang bisa membalas budi, setia pada janji, ceroboh memilih makanan, banyak selamat dan doanya.
·         Wage : Menarik tetapi angkuh, setia dan penurut, malas mencari nafkah perlu dibantu orang lain, kaku hati, tidak bisa berpikir panjang, sering gelap pikiran dan mendapat fitnah.
·         Pon : Bicaranya banyak diterima orang, suka tinggal di rumah, tidak mau memakan yang bukan kepunyaannya sendiri, suka marah kepada keluarganya, jalan pikirannya sering berbeda dengan pandangan umum. Suka berbantahan, berani kepada atasan. Rejekinya cukup.


Tingkatan Pengaruh Budaya Weton
Masyarakat Jawa merupakan masyarakat yang memegang teguh tradisi dan budayanya. Weton atau wetonan ini merupakan salah satu bentuk sebuah tradisi yang patut untuk dihormati dan dilestarikan. Disamping weton merupakan tradisi masyarakat Jawa, weton juga berfungsi sebagai peneroka masa depan manusia berdasarkan hari kelahiran seseorang. Dari sinilah maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat Jawa dapat memperkirakan baik buruknya nasib, watak maupun karakter mereka dengan mencocokannya dengan peramalanan weton.
Bagi masyarakat Jawa yang sangat percaya dengan semua tradisi Jawa, maka tradisi weton tersebut akan dipercayainya, termasuk peramalannya. Pada kenyataannya di masyarakat, ketika seorang anak mencapai hari wetonnya maka orang tua biasanya membuatkan sesaji atau sesajen(bahasa Jawa) yang berupa tumpeng beserta lauk pauknya. Bersamaan dengan pemberian sesaji tersebut, maka para orang tua anak memberikan do’a-do’a yang ditujukan kepada sang Pencipta untuk kebaikan anaknya. Konon katanya, ketika orang tua memberikan sesaji yang tepat pada kelahiran anaknya maka akan mendapatkan rejeki yang tak terduga. Bukan hanya itu saja, ketika seorang anak membangkang dari segala perintah orang tua, maka hal tersebut berguna untuk meluluhkan hati seorang anak, sehingga anak tersebut tidak membangkang lagi.
Berdasarkan hal di atas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengaruh tradisi weton bagi masyarakat, terutama untuk masyarakat Jawa sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan mereka dan telah menjelma menjadi filsafat Jawa.


KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai tradisi weton tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang bernasib kurang beruntung adalah yang memiliki weton :


1. Jum'at Pon
2. Rabo Kliwon
3. Selasa Kliwon
4. Minggu Kliwon
5. Sabtu Legi
6. Jum'at Pahing
7. Senin Kliwon
8. Kamis Kliwon
9. Kamis Pahing
10. Selasa Pahing
11. Minggu Pahing
12. Senin Pahing
13. Rabo Wage
14. Senin Legi
15. Rabo Pon
16. Kamis Legi
17. Selasa Legi
18. Minggu Legi
19. Sabtu Pahing



Selebihnya ada 16 weton yang tergolong orang-orang beruntung karena memiliki angka peruntungan yang baik. Hal inilah yang merupakan peramalan weton untuk penggambaran nasib seseorang
Selain peramalan tentang nasib seseorang, weton juga membahas watak dan karakter. Watak dan karakter seseorang ada yang baik dan ada yang buruk. Penjabaran dari tradisi weton/wetonan terkait watak dan karakter seseorang yang bervariasi menyebabkan manusia tidak akan terlepas dari manusia lain, karena manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial.
Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa jumlah antara yang bernasib kurang beruntung agak sedikit lebih banyak dibanding yang beruntung. Diantara beberapa tanggal yang kurang beruntung tersebut sesungguhnya hanya ada 2 yang bernasib paling menyedihkan, yaitu Jum'at Pon dan Rabo Kliwon karena angka peruntungannya adalah 1 yang berarti ‘mati’(dalam arti luas). Oleh karenanya, bagi yang  memiliki weton tersebut janganlah merasa heran jika dalam menjalani hidupnya akan terasa berat dan sering mengalami kegagalan. Secara garis besar, watak dan karakter seseorang yang dijabarkan berdasarkan weton, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya bagi mereka-mereka yang kurang beruntung  dan memiliki karakter yang berbeda,diharapkan untuk bisa bergabung dan saling berbagi pengalaman, tentunya dengan harapan untuk bisa  saling meringankan beban dan bersama mencari jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi. Bagitu sebaliknya, seseorang yang diramalkan akan bernasib baik maka tidak ada salahnya membutuhkan orang lain. Hal ini menjadikan atau menciptakan keharmonisan antar sesama manusia, dan ini merupakan tujuan tradisi masyarakat Jawa.
Dengan nasib dan karakter yang ditentukan dalam weton Jawa inilah, maka seseorang diharapkan dengan kesadaran pebuh memiliki inisiatif melakukan perubahan sikapnya, walaupun kebenaran akan ramalan tersebut belum dapat dibuktikan kenyataannya. Maka dari itu, nasib yang ditetapkan dalam tanggalanJawa pada hakikatnya memiliki fungsi yang positif yaitu dapat memancing seseorang untuk berbuat lebih berguna. Pembahasan tentang weton dapat disimpulkan bahwa weton dapat merubah karakter seseorang untuk kebaikan di masa yang akan datang, tentu saja hal ini tidak jauh dari filsafat Jawa dan unsur religius didalamnya.
Tetapi kembali lagi, kita harus ingat bahwa segala sesuatu termasuk nasib seseorang pada hakikatnya ditentukan oleh  Tuhan Yang Maha Esa, bukan yang lain. Karakter serta watak seseorang ditentukan oleh pergaulan dan lainnya. Dan penggambaran weton terkait nasib, watak serta karakter seseorang ini hanya berfungsi sebagai peramalan hidup semata yang dibuat oleh manusia, maka dengan ini tidak perlu dipercaya sepenuhnya dan secara berlebihan. Menjadikannya sebagai motivasi untuk mengubah hidup merupakan cara yang tepat dan benar mensikapi hal tersebut.

Terimakasih. Semoga bermanfaat.

Postingan terkait:

9 Tanggapan untuk "FILSAFAT JAWA DAN UNSUR RELIGIUS DALAM TRADISI WETON SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER"

MA'RIFAT said...

Bagaimana Cara meyiasatinya naptu yg kurang beruntung?

DODIT SETIAWAN SANTOSO said...

Selalulah memperbaiki diri, sebab beruntung dan tidaknya manusia merupakan takdir Sang Pencipta (Allah Swt.) serta sebaik-baiknya orang adalah yang selalu memperbaiki diri pribadinya.

Unknown said...

Na'udzubillaahi min dzaaliik
Masak iya makhluk bisa tahu apa yang terjadi di masa depan?
Jodoh, nasib, ajal, mujur/ sial itu kan SEMUANYA rahasia ALLAH

indri said...

musyrik emang dibagi berapa dari jumlah neptunya rabu kliwon jumlahnya 15 jumat pon jumlahnya 13 dibagi berapa kok beruntung banget

Unknown said...

Aku bukan orang jawa tapi baca ini syokk bgt dan yg lebih syokk nya lagi banyak ga samanya dgn apa yg tertulis. Apa kek ginian ngaruh juga buat luar jawa? Ga mau percaya yang kek ginian, percayanya sama Allah karena keberuntungan itu bukan semata2 oleh ramalan hari or apapun itu lah. Tapi pembentukan karakter yang benar itu bisa mengubah hidup kita di jalan yang benar juga. Dan soal keberuntungan itu sudah takdir Allah yang mengatur, kita hanya perlu menjadi pribadi yang terbaik untuk takdir yang lebih baik. Semakin menganggap diri sial dengan mmpercayai kek ginian itu hanya merugikan diri sendiri. Karena tindakan setiap orang di pengaruhi oleh mindsetnya masing2. Itu yang di sebut the power of mind. Manusia punya akal yang cemerlang jadi buat apa mempercayai hal seperti ini. Cukup mengandalkan akal sehat kita aja dalam mengambil tindakan untuk meminimalisir kemungkinan2 terburuk yang terjadi kpd kita. Karena setiap orang pasti punya kendala yang berbeda sekecil apapun itu meskipun orang beruntung sekalipun. Jadi semua kembali k diri sendiri. Percaya atau ga percaya hal seperti ini tidak akan membantu kalau bukan diri sendiri yang melakukan.

Unknown said...

Jangan suuzon bro ini peninggalan warisan leluhur,, semua ada sejarahnya,, jawa itu sangat islam,, sebelum islam ada di jawa, orang2 jawa mencari tuhanya dengan semedi.. Dan contoh kecil sudah tau unsur2 didalma alquran meski islam belum tau, becik ketitik olo ketoro contoh.. Sopo nandur bakalane ngunduh.. Itu ada xi alquran

Unknown said...

Ini adalah ilmu TITEN, artinya ilmu yang mengamati perilaku manusia dan seisinya yg kemudian diterjemahkan dalam bentuk angka" yang artikan. Apakah harus dipercaya boleh ya boleh tidak, namun paling tidak bisa untuk mengko reaksi / instrospeksi apakah saya dalam beetingkah laku ato perbuatan sudah benar menurut Agama yg dipercaya?
Kalo belum bersegeralah memperbaiki diri. Itu artinya bahwa nasib bisa dirubah oleh diri sendiri sedangkan takdir berserahlah kpd sang pencipta Tuhan Allah Swt.

Unknown said...

Jangan karna weton kaya gini orang mau menikah jadi bubar, hanya karna itungan weton. Semua nya rahasia Allah azza wa jalla, Allah tau yg terbaik untuk umatnya sungguh ini perbuatan syirik

Unknown said...

Maaf saya tidak membaca untuk weton selasa wage
Mohon maaf kalau mungkin saya yang kurang teliti