CARA/TANDA MENJADI HAMBA YANG BERBAHAGIA



CARA/TANDA MENJADI HAMBA YANG BERBAHAGIA



Sebelum membaca artikel di bawah ini, saya share KUMPULAN BACAAN AL-QUR'AN LENGKAP. Semoga bermanfaat.


Kebahagiaan dunia adalah nikmat yang diberikan Allah SWT kepada umatNya. Setiap Muslim berhak atas kebahagiaan dunia yang menjadi miliknya. Pencarian kebahagiaan dunia ini tentu saja tidak serta-merta mengabaikan kebahagiaan di akhirat kelak. Seorang Muslim harus senantiasa sepenuh hati untuk mengejar kebahagiaan akhirat, sebab hidup di dunia hanyalah sementara sedangkan hidup di akhirat adalah hidup yang hakiki dan kekal. Kesementaraan hidup di dunia tentu saja tidak boleh diabaikan begitu saja, sebab Allah SWT telah menurunkan nikmatNya ke dunia untuk ciptaanNya, dan setiap makhluk ciptaanNya berhak merasakan kebahagiaan itu.
Banyak cara dan pandangan seorang Muslim terkait kebahagiaan dunia yang telah Allah SWT karuniakan dan rahmatkan kepada kita. Misalnya saja pandangan, bahwa bahagia di dunia akan didapat ketika seseorang itu mempunyai atau mendapat banyak uang, dengan uang dia bisa membeli apa saja yang dia mau, itulah yang disebut dengan kebahagiaan materiil. Ada juga pandangan sederhana mengenai kebahagiaan di dunia, misalnya saja ketika seseorang diberikan anugerah kesehatan, “asalkan sehat, aku bahagia”, itulah yang disebut dengan kebahagiaan fisik. Ada lagi misalnya pandangan yang cukup mengesankan, bahwa bahagia di dunia itu didapat ketika mendapat istri yang shalihah atau suami yang baik akidah dan akhlaknya, memiliki keluarga yang sakinah, mawadah, warrahmah mempunyai anak yang sehat, cerdas, penurut, berbakti kepada orang tua, dan ketika anak tumbuh dewasa bisa membahagiakan kedua orang tuanya, itulah yang disebut dengan kebahagiaan lahir dan batin. Beberapa hal tersebut merupakan kebahagiaan dunia yang pastinya diimpikan oleh setiap umat Muslim di dunia. Sebagaimana firman Allah berikut ini:
Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira, karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (Q.S. Yunus : 58)
Tetapi tahukah Anda, bahwa sebenarnya hanya ada 3 cara atau tanda menjadi hamba yang berbahagia. Apa sajakah itu? Berikut cara atau tanda kebahagiaan hamba di dunia.
1)      Syukur ketika mendapat nikmat Allah SWT
Di antara ayat yang sering didengar tentang pemberian nikmat Allah kepada manusia adalah QS. Ibrahim ayat 7.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” Q.S. Ibrahim: 7
Firman Allah tersebut menyuruh umat manusia untuk senantiasa bersyukur, sebab Allah telah memberikan banyak sekali nikmat. Allah telah mencurahkan nikmat yang dapat dirasakan serta nikmat yang sering dilupakan, dan Allah telah memberikan kepada manusia nikmat dengan sangat banyak jumlahnya. Sebagaimana firman Allah berikut ini.
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Q.S. An Nahl: 18)
Era modern ini, teknologi memang sangat maju. Kemutakhiran teknologi manusia, ketepatan dalam kalkulasinya, kecepatan dalam menentukan jawaban atas perhitungan matematis, tidak akan sanggup menyinggung sedikitpun nikmat yang diberikan Allah kepada hambaNya. Siapa yang tidak kenal dengan Abdurrahman bin Auf. Nikmat Allah bagi Abdurrahman bin Auf adalah dengan bergelimang harta, menjadi saudagar kaya, tidak sedikitpun dia menjadi sombong, angkuh dan lupa diri. Ketika ada kenikmatan yang lebih besar dan lebih menentramkan hatinya yakni mendapatkan predikat sebagai sahabat yang dijamin masuk surga, maka tidak segan-segan harta yang berupa nikmat Allah itu dia disedekahkan. Itulah wujud rasa syukur terhadap nikmat harta, disedekahkan semua atau sebagian kepada umat yang membutuhkan. Inilah satu contoh bentuk syukur dari para penghulu kita, yang tentunya lebih tinggi kadar keimanannya dibandingkan dengan iman-iman manusia masa kini. Sebagaimana hadist di bawah ini :
“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Sebagaimana umat terdahulu yang bersyukur ketika mendapat nikmat Allah. Sebagai generasi masa kini kita pun bisa mencontoh dan melakukan hal yang serupa, misalnya saja ketika mendapat rezeki maka akan lebih baik jika sebagian harta disedekahkan untuk kemaslahatan umat, kalaupun tidak bisa memberikan harta atau hal-hal yang sifatnya materiil kita pun bisa memberikan ilmu pengetahuan atau semacamnya, dan masih banyak lagi. Tentu saja hal tersebut dilakukan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kita atas nikmat Allah dan tentu saja diniatkan untuk mendapat ridho dari Allah SWT.
Maka, berbahagialah dengan nikmat yang dimiliki, sekecil apapun karena belum tentu orang lain mendapatkan nikmat sebagaimana nikmat yang kita rasakan. Teruslah berbagi nikmat, sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah. Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang bersyukur.
2)      Bersabar ketika mendapat cobaan
Ada sebuah argumen yang bertuliskan seperti ini :
SABAR
(Tulisannya sedikit, melakukannya setengah mati)

Disadari atau tidak, sebenarnya memang banyak rintangan yang dihadapi oleh umat Muslim ketika menghadapi perkara permasalah dan memutuskan untuk bersabar menghadapinya. Seorang Muslim yang selalu percaya, bahwa Allah SWT memberikan cobaan kepada umatNya tidak akan melebihi kemampuan mereka, maka seseorang tersebut akan senantiasa mendapat jalan keluar dari setiap permasalahan yang dihadapi. Itu sebabnya Allah tahu batasan kemampuan umatNya dan tidak akan memberatkan umatNya untuk suatu perkara yang jauh dari batasan kemampuan mereka, Allah Maha Tahu Segalanya. Allah SWT memberikan cobaan kepada umatNya pada dasarnya untuk menguji ketaatan umatNya. Bagi orang yang bersabar ketika mendapat cobaan dari Allah, maka seseorang tersebut termasuk ke dalam golongan yang berbahagia. Sebagaimana firman Allah berikut ini:

Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah: 155)

Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga. Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan. (QS. Al-Baqarah: 214)
Cobaan dapat berupa musibah, kekayaan, kemiskinan, saudara yang mendahului pulang ke rahmatullah, kebangkrutan dalam berusaha, kesulitan ekonomi, dsb. Semua cobaan itu tidak sebanding dengan kualitas keimanan seseorang. Suatu saat, Saad bin Abi Waqqas bertanya kepada Rasulullah Saw. “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling keras ujiannya?”. Rasulullah Saw menjawab “Orang yang paling keras ujiannya adalah para Nabi, kemudian yang di bawahnya dan yang di bawahnya. Setiap manusia diuji sesuai dengan kadar agamanya. Jika kuat agamanya maka semakin keras ujiannya, kalau lemah agamanya maka diuji sesuai dengan kadar agamanya. Senantiasa seorang hamba diuji oleh Allah sehingga dia bisa berjalan di atas permukaan bumi tanpa mempunyai dosa apapun.” (HR. At-Tirmidzi).
Bagi yang merasa mendapatkan ujian berat, jangan berkecil hati, mungkin itu cara Allah agar ketika kembali ke pangkuanNya, tiada dosa yang terbawa. Bagi yang ujiannya terasa ringan, jangan sombong pula, mungkin itu cara Allah untuk semakin menguji tingkat kerendahan hati seorang hamba. Bagi yang bersabar terhadap ujian Allah, maka atas kehendak Allah pun mereka akan mendapatkan beberapa kebahagiaan seperti : (a) mendapatkan pahala sebagaimana para nabi yang diuji sebegitu beratnya; (b) akan mendapatkan keberkatan yang sempurna; (c) rahmat dan petujuk dari Allah SWT “Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS. Al-Baqarah: 157); (d) akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Firman Allah SWT. “Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang ynag mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fushshilat: 35); (e) akan mendapatkan pahal tanpa batas, sebagaimana arti dari firman Allah “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az-Zumar: 10)
            Maka bersabarlah!
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapat kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa musibah, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
3)      Bertaubat ketika melakukan kesalahan
Sebagaimana kutipan hadis di bawah ini.
“Sesungguhnya seorang mukmin membayangkan dosa-dosanya seperti duduk di kaki gunung dan ia takut tertimpa olehnya. Sedangkan seorang yang pendosa menganggap dosanya seperti lalat yang hinggap dihidungnya lalu dikibasnya.” (HR. Tirmidzi)

Dosa, apabila ia busuk baunya, maka sangat mungkin tiada seorang pun yang sanggup untuk berbincang kepada tetangganya. Dosa, apabila ia menjadikan buruk rupa, sangat mungkin untuk pendosa itu tetap diam di dalam rumahnya. Itulah dosa, yang sejatinya harus membuat pintu maaf bagi yang mau bertaubat denganNya, selama nafas terengah-engah kematian sebelum sampai tenggorokan. Sebagaimana hadis di bawah ini yang menyuruh seorang hamba untuk senantiasa bertaubat, walaupun dalam keadaan bersalah atau tidak karena sejatinya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba sebelum nafasnya berada di kerongkongan. (HR. Tirmidzi)

Berbahagiakanlah hati kita dengan menyesali kesalahan, tidak mengulanginya, memperbanyak amal kebaikan dan bertaubat sesegera mungkin sebelum kematian datang kepada kita. Sebab kalau kita tidak bertaubat selagi masih ada kesalahan yang diperbuat selama di dunia, maka nerakalah yang akan menghukumnya. Sebagaimana firman Allah berikut ini:
Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahanam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. (QS. Al-Buruj - 85: 10)
Maka, jangan jadikan kesalahan sebagai kayu bakar di neraka. Segeralah bertaubat!
Sekian. Semoga dengan mempraktikkan cara ini dalam kehidupan sehari-hari, kita senantiasa dalam perlindungan Allah SWT, serta senantiasa berbahagia di dunia dan juga insyaallah berbahagia di akhirat. Amin. (WN)

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "CARA/TANDA MENJADI HAMBA YANG BERBAHAGIA"