IMPLEMENTASI PENGAJARAN SASTRA (PUISI) DENGAN TEMA “MINAT BACA MASYARAKAT & PEMBERANTASAN BUTA AKSARA” DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII



IMPLEMENTASI PENGAJARAN SASTRA (PUISI)
DENGAN TEMA “MINAT BACA MASYARAKAT & PEMBERANTASAN BUTA AKSARA”
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII
Oleh : Dodit Setiawan Santoso


A.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah
Implementasi adalah penerapan. Penerapan pengajaran dapat dilakukan dengan dua cara, yakni cara tradisional dan cara modern. Dalam kurikulum 2013 ini, berbagai cara dapat dilakukan asalkan mempunyai keterkaitan dengan aspek yang telah ditetapkan, yakni aspek mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan aspek mengkomunikasikan.
      Pada buku tematik bahasa Indonesia kelas VII ini, kami menemukan dua jenis pengajaran yang diajarkan yakni pengajaran sastra dan pengajaran non-sastra. Dalam pengajaran sastra ini kami dapati ada dua macam karya sastra yang diajarkan yaitu jenis puisi dan prosa, yang mana kedua jenis ini mempunyai manfaat dan fungsi yakni sebagai wahana pembawa pengetahuan.
      Dalam pengajaran sastra, khususnya pengajaran puisi ini terdapat banyak kendala, salah satunya yakni karena bahasa yang digunakan terkadang tidak sesuai dengan yang dituliskan sehingga sering terjadinya kekosongan dan kekaburan makna oleh peserta didik. Maka dalam hal ini, seorang guru yang hendak mengajak siswanya untuk memahami dan menikmati puisi hendaknya tidak terlalu tergesa-gesa membebani para siswa dengan istilah-istilah teknis seperti gaya bahasa metafora, hiperbola, personifikasi, dsb. Barulah, setelah siswa mempunyai banyak pengetahuan tentang puisi khususnya terkait bahasa dan istilahnya maka istilah-istilah teknis tersebut boleh diberikan.

2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan berbagai masalah, yakni:
a)      Bagaimanakah cara mengajarkan puisi kepada siswa, yang baik dan tepat?
b)      Bagaimanakah langkah implementasi yang bisa diterapkan dalam mengajar sastra, beserta metode yang digunakan?

3.      Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan diatas dapat dirumuskan beberapa tujuan penulisan ini, yakni:
a)      Dapat mengetahui cara yang baik dan tepat untuk mengajarkan puisi kepada siswa.
b)      Dapat mencontohkan langkah pengajaran sastra yang bisa diterapkan.
B.     PEMBAHASAN
Yang terpenting dalam pengajaran sastra, khususnya puisi adalah bahan ajarnya haruslah sesuai atau disesuaikan dengan segala aspek dari peserta didik. Lalu dari pembelajaran ini diharapkan siswa/peserta didik bertambah pengetahuan dan pengalamannya, dan bukannya menjadikan siswa tersebut bingung atas pelajaran yang telah ditempuhnya. Maka tujuan akhir dari pembelajaran sastra, bahwasannya pelajaran tersebut makna dan amanatnya haruslah sampai pada peserta didik dan bukannya membingungkan mereka.
Beberapa hal atau cara yang bisa dan perlu diperhatikan oleh seorang guru atau pendidik sebelum memilih bahan ajar adalah (1) menentukan materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswanya, (2) sebelum menyajikan, guru perlu mempelajari terlebih dahulu materi yang akan disajikan guna memperoleh pemahaman awal tentang materi tersebut, (3) memilih karya sastra yang pendek yang bisa dibahas sampai selesai pada satu pertemuan, dan sebagainya.
Adapun cara yang kami tawarkan untuk implementasi pengajaran sastra dengan pendekatan problem solving menggunakan metode ceramah, yakni:
1.      Pembukaan
-          Guru mengucapkan salam.
-          Berdo’a.
-          Mempresensi siswa.
-          Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan.
-          Guru menjelaskan dengan singkat terkait materi yang diajarkan, sehingga siswa memperoleh gambaran tentang apa yang akan dipelajari. Misalnya: teks eksposisi (sastra).
2.      Inti/pembahasan
-          Guru menampilkan sebuah gambar atau video terkait tema yang akan dibahas, yang digunakan sebagai alat untuk memunculkan permasalahan. Misalnya: gambar tentang kondisi anak jalanan, video tentang kehidupan anak jalanan.

-          Kemudian guru menanyakan kepada siswa terkait gambar dan video yang telah dimunculkan, guna memperdalam pemahaman siswa. Misal: Bagaimana menurutmu masa depan anak itu?, Mengapa dia seperti itu?, Mengapa dia melakukan hal itu?, Bagaimana menurutmu nasib dia?, dan Bagaimana dia menghadapi masa depannya?
-          Terkait teks eksposisi, maka guru mengarahkan cara mengekspos permasalahan tersebut dengan menggunakan puisi sebagai medianya. Dengan memberikan contoh puisi yang telah dibuat, maka guru mencontohkan cara mengekspos masalah tersebut.

KACA KEHIDUPAN:
TERUNTUK ANAK JALANAN
Karya : Dodit Setiawan Santoso

Ada sebuah kisah yang terukir indah, dalam relung hati ini
Yang mungkin saja kau aku dapat saksikan
Kisah seorang anak bumi
Yang coba tuk mendaki bukit tertinggi
Namun entah apa motivasi?
Atau mungkin karena sesuap nasi
Yang coba tuk ganjal perutnya ini

Andai saja waktu dapat ku hentikan sejenak
Pada mayapada yang terus berotasi
Dan andai saja kau aku
Dapat saling menyapa diri
Maka mungkin, Mereka tak kan seperti ini

Ini kisah bukan manipulasi
Bukan sekedar janji-janji para tikus liar di negeri ini
Ini kisah lahir dari hati
Nyata dari bumi                     
                                                                                    4 Juni 2014

-          Dari puisi yang telah disajikan oleh guru ini, para siswa disuruh menafsirkan hal-hal pokok yang disampaikan penyair lewat sajaknya. Misalkan : dalam hal ini penulis menyampaikan seluruh isi hatinya yakni tentang kehidupan anak jalanan yang pernah dilihatnya, dengan ini penyair bertanya-tanya tentang apa penyebab yang membuat mereka (para anak jalanan) melakukan hal tersebut (atau karena ingin mencari sesuap nasi atau apakah itu). Kemudian penyair dalam puisi tersebut, berangan-angan, andai saja dia dapat membantu kehidupan mereka, maka kehidupan mereka akan sedikit berkurang atas beban yang mereka punggung selama ini. Dan inilah sedikit kisah dari penyair atas kenyataan hidup yang dialami anak jalanan.
3.      Penutup
-          Guru menayangkan film tentang kehidupan anak jalanan.
-          Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran, dan mengambil amanat yang diperoleh dengan pembelajaran ini.
-          Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari segala hal bentuk kehidupan yang mereka temui, dan mengekspos dengan cara membuat puisi dari peristiwa tersebut. Tugas ini dikerjakan secara kelompok, 2-3 orang. Kemudian pada pertemuan minggu depan dibacakan di depan kelas. (Dengan sifat tugas seperti ini maka guru pada pertemuan minggu depan menerapkan metode demonstrasi)


C.    KESIMPULAN
Pada hakikatnya pengajaran sastra adalah pengajaran yang menyenangkan. Dalam usaha pengajaran puisi adapun dua macam hambatan yang mungkin cukup mengganggu yakni: (1) adanya anggapan sementara bahwa secara praktis puisi tidak ada gunanya lagi; (2) adanya pandangan yang disertai prasangka bahwa mempelajari puisi sering tersandung pada ‘pengalaman pahit’ penyair lewat puisinya.
Dari pembelajaran yang telah diterapkan di atas maka semua pandangan dan prasangkaan tersebut terbantahkan, karena puisi pada hakikatnya bukan hanya berasal dari pengalaman pahit saja, tetapi dari keadaan yang terjadi di lingkungan sekitar juga mempengaruhi tebentuknya puisi tersebut. Dari sinilah disimpulkan bahwasanya puisi memiliki daya guna yakni mengubah alam kesadaran kita dengan amanat yang disampaikan oleh penyair lewat karyanya. Maka dari itu, sastra pada hakikatnya mempunyai pengaruh pada aspek religius, aspek sosial, dan aspek personal seseorang dalam kehidupan.


 

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "IMPLEMENTASI PENGAJARAN SASTRA (PUISI) DENGAN TEMA “MINAT BACA MASYARAKAT & PEMBERANTASAN BUTA AKSARA” DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII"