KEJAR AKHIRAT, MAKA
DUNIA AKAN MENGIKUTI
Sebelum membaca artikel di bawah ini, saya share KUMPULAN BACAAN AL-QUR'AN LENGKAP. Semoga bermanfaat.
Ketika seorang Muslim mengejar
pahala demi kebahagiaan di akhirat, maka akan ditambah nikmat dunianya oleh
Allah SWT. Sebagaimana firman Allah berikut ini.
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah
keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan
kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagia
pun di akhirat.” (QS.
Asy-Syura: 20)
Firman Allah SWT tersebut menegaskan
bahwa kehidupan akhirat lebih penting dan lebih banyak manfaatnya bagi seorang
Muslim jika ingin mengejarnya. Semua orang sudah mengetahui bahwa hidup di dunia hanya sebentar dan hidup yang abadi itu di akhirat kelak. Rasulullah saw
pernah bersabda, “Umur umatku hanya
sekitar 60 sampai 70 tahun”.
Walaupun kesadaran dan keyakinan kita mengenai hidup di dunia yang berlaku sementara sedangkan hidup di akhirat adalah kehidupan yang abadi dan kekal, tak lantas membuat kita sadar sepenuhnya. Lihatlah dan perhatikanlah betapa banyak orang yang mengabaikan akhirat, mereka sibuk dan asyik dengan dunia, seolah-olah merasa bahwa akan tinggal selamanya di dunia yang fana ini. Mereka lupa bahwa mereka sedang berjalan menuju akhirat. Lihatlah segala peristiwa seperti kematian dan bencana, apakah tanda-tanda dari Allah tersebut masih kurang membuat kita sadar?
Walaupun kesadaran dan keyakinan kita mengenai hidup di dunia yang berlaku sementara sedangkan hidup di akhirat adalah kehidupan yang abadi dan kekal, tak lantas membuat kita sadar sepenuhnya. Lihatlah dan perhatikanlah betapa banyak orang yang mengabaikan akhirat, mereka sibuk dan asyik dengan dunia, seolah-olah merasa bahwa akan tinggal selamanya di dunia yang fana ini. Mereka lupa bahwa mereka sedang berjalan menuju akhirat. Lihatlah segala peristiwa seperti kematian dan bencana, apakah tanda-tanda dari Allah tersebut masih kurang membuat kita sadar?
Hidup merdeka di akhirat kelak,
sangat ditentukan oleh kualitas hidup kita di dunia. Kualitas baik atau
buruknya kita menjalani hidup di dunia, menentukan sukses atau gagalnya kita
hidup di akhirat. Sukses hidup di akhirat artinya masuk surga, sedangkan gagal
hidup di akhirat artinya masuk neraka. Ibarat menabung di usia muda, maka akan
menentukan kehidupan kita di masa tua. Kembali lagi bahwa semuanya tergantung
pilihan seorang mukmin dalam menjalani hidup yang menjadi haknya, karena
sejatinya hidup itu pilihan.
Pilihan antara hidup sukses atau
gagal di akhirat, tergantung pada kepandaian dan ketepatan kita dalam memilih
jalan hidup di dunia. Ingatlah, Rasulullah saw pernah menerangkan bahwa akhirat
jauh lebih penting daripada dunia. Beliau pernah bersabda, “Perbandingan dunia dengan akhirat, seperti seseorang yang mencelupkan
jari tangannya ke dalam laut, lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang
diperolehnya.” (HR. Muslim). Di sini Rasulullah saw ingin menegaskan betapa
luar biasanya perbandingan akhirat dengan dunia. Dunia hanya sekedar sisa air
yang tertinggal di jari sewaktu dicelupkan dan diangkat darinya, sedangkan laut
yang luas itu ibarat akhirat yang kekal dan abadi.
Sebagai tambahan, bahwa
Rasulullahsaw pernah bersabda, “Barangsiapa
yang kehidupan akhirat menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah akan meletakkan
rasa cukup di dalam hatinya dan menghimpun semua urusan untuknya serta datanglah
dunia kepadanya dengan hina. Tapi barangsiapa yang kehidupan dunia menjadi
tujuan utamanya, niscaya Allah meletakkan kefakiran di hadapan kedua matanya
dan mencerai-beraikan urusannya dan dunia tidak bakal datang kepadanya, kecuali
sekedar yang telah ditetapkan untuknya.” (HR. Tirmidzi)
Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT dengan
sangat jelas menerangkan bahwa yang harus dicari oleh umat Muslim adalah
kebahagiaan akhirat, walaupun begitu kita juga tidak boleh melupakan atau
mengabaikan begitu saja kebahagiaan di dunia. Sebagaimana firman Allah berikut
ini.
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak akan menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. (QS.
Al-Qashash: 77)
Dari hadis Nabi dan firman Allah SWT
di atas, kita menjadi tahu bahwa pilihan kita dalam hidup ini adalah harus
mengutamakan akhirat daripada dunia. Bagaimanakah cara mengutamakan akhirat
dari hidup kita di dunia?
1)
Luruskan Niat Hanya Mencari Ridho
Allah
Kunci utama agar hidup kita lebih
mementingkan akhirat daripada dunia terletak pada niat kita. Apakah niat kita
hanya niat-niatan ataukah niat hanya untuk mencari ridho dari Allah SWT. Niat
yang hanya niat-niatan pada hakikatnya melakukan segala sesuatu yang disukai
diri sendiri dan orang lain. Hal ini berbeda halnya dengan niat yang diniatkan
untuk mencari ridho dari Allah SWT, karena pada hakikatnya niatan ini dilakukan
atas segala sesuatu yang yang menjadi kesukaan Allah SWT.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT
berfirman :
“Katakanlah: Sesungguhnya
sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan
aku adalah orang yang pertama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS. Al-An’am: 162-163)
Di sini Allah menuntun kita agar
dalam melakukan apa saja hanya dengan niat ikhlas hanya mencari ridho Allah.
Bahkan hidup, mati dan segala yang ada serta yang belum ada sesungguhnya harus
kita niatkan untuk Allah SWT. Kemudian sangat tidak boleh menyekutukanNya
dengan apapun itu juga (Laa syariika lahu).
Kenapa niat menjadi penting dalam
hidup kita? Karena kata Rasulullah saw bahwa, “Innamal a’malu binniyaat.” (Sesungguhnya amal tergantung pada
niatnya). Bahkan dalam hadis yang lain Rasulullah bersabda, “Niyatul mukmin khairun min ‘amalihi.”
(Niat seorang mukmin lebih baik daripada amalnya).
Jadi, amal kita bahkan pahala yang
akan di dapatkan dari amal tersebut tergantung dari niat kita sewaktu
melakukannya. Sewaktu niatnya hanya mencari ridho Allah, maka akan dibalasNya
dengan pahala. Sebaliknya, jika niatnya hanya karena selain Allah, maka tidak
akan mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT.
Oleh karena itu, kita perlu
hati-hati dalam memasang niat. Kalau niat kita hanya untuk mendapat dunia, maka
yang kita perolehpun hanya dunia saja. Tidak akan mendapatkan akhirat.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an berikut ini.
“….Maka di antara manusia ada orang
yang berdoa; “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah
baginya bahagia (yang menyenangkan) di akhirat.” (QS. Al-Baqarah: 200)
Sangat jelas dalam firman Allah
tersebut menerangkan bahwa kalau kita hanya mencari dunia, maka tidak akan
mendapatkan bahagia di akhirat kelak.
Rasulullah saw pernah bersabda, “Barangsiapa mencintai dunia, niscaya
membawa kepada binasa di akhirat, dan barangsiapa mencintai akhirat niscaya
beroleh keuntungan di dunia. Maka utamakanlah apa yang kekal, atas apa yang
fana (lenyap binasa).” (HR. Ahmad, Al Bazzar dan Ath-Thabrani)
2)
Selalu Pertimbangkan Akhiratnya Atas
Suatu yang Akan Dilakukan
Kiat berikutnya agar kita selalu
mengutamakan akhirat daripada dunia adalah dengan selalu mempertimbangkan
akhiratnya dari semua kegiatan yang akan dilakukan. Jadi, waktu kita ingin
berbicara ataupun sewaktu ingin melakukan sesuatu, maka lihat dampak
akhiratnya. Kalau mendatangkan manfaat atau menguntungkan akhirat maka
lanjutkan, tapi kalau mendatangkan kerugian (mudharat) akhirat maka segera hentikan, tinggalkan kegiatan
tersebut dan jangan lakukan lagi.
Mempertimbangkan akhirat artinya
kita mempertimbangkan firman-firman Allah dan hadis-hadis Nabi dalam membuat
keputusan dalam melakukan kegiatan apapun. Sebab segala ajaran yang datang dari
firman Allah dan hadis Nabi pasti mendatangkan manfaat dan keuntungan kita di
dunia, terlebih lagi di akhirat.
Sebaliknya kalau ada yang mencintai
dunia, yang akan terjadi adalah dosa atau maksiat. Sebagaimana hadis Nabi, “Hubbud dunya ra’su kulli khati’ah.” (Cinta
dunia pokok pangkal kesalahan/dosa). Bahkan kata Nabi: orang-orang yang mencintai dunia akan dilemparkan masuk neraka
bersama-sama dengan dunia yang dicintainya.
Rasulullah saw pernah menyatakan
bahwa di Hari ‘Pengadilan’ kelak, dunia akan tampak dalam bentuk seorang nenek
sihir yang seram, dengan mata yang hijau dan gigi bertonjolan. Orang-orang yang
melihatnya akan berkata, “Ampun! Siapa ini?” Malaikatpun akan menjawab, “Inilah
dunia yang deminya engkau bertengkar dan berkelahi serta saling merusak
kehidupan satu sama lain.” Kemudian wanita itu akan dicampakkan ke dalam
neraka, sementara dia menjerit keras-keras, “Oh Tuhan, di mana
pencinta-pencintaku dahulu?” Tuhan pun kemudian akan memerintahkan agar mereka
(pecinta dunia) juga dilemparkan mengikutinya. (Al-Ghazali)
Bahkan Allah sendiri telah mengancam
orang-orang yang lebih cenderung kepada dunia dengan neraka Jahim, sebagaimana
firmanNya dalam Al-Qur’an berikut ini.
“Adapun orang yang melampaui batas. Dan lebih mengutamakan kehidupan
dunia. Maka, sesungguhnya neraka lah tempat tinggal(nya).” (QS. An’Naziat: 37-39)
Melampaui batas itu artinya kita
tidak mempertimbangkan akhirat untuk semua kegiatan kita. Malah lebih
mementingkan dunia daripada akhirat. Mereka tidak memedulikan betapa banyaknya
ancaman bagi pencinta dunia. Maka akhirnya bagi mereka (pecinta dunia) ini,
Allah telah siapkan neraka Jahim untuk menjadi tempat tinggalnya.
Oleh sebab itu, mari utamakanlah
akhirat daripada dunia. Pentingkanlah hidup untuk akhirat daripada dunia.
Insyaallah, jika kita niatkan hidup di dunia hanya untuk mencari ridho guna
kebahagiaan di akhirat kelak, maka senantiasa Allah dengan janjinya akan
menurunkan keberkahan dan kenikmatan kita di dunia, sebab sejatinya pangkal
dari hidup ini menuju pada alam yang kekal yakni akhirat. Semoga dengan niat
mencari ridho Allah SWT, maka insyaallah akan kita dapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan hidup di akhirat. Amin.(BM)
7 Tanggapan untuk "KEJAR AKHIRAT, MAKA DUNIA AKAN MENGIKUTI"
Alhamdulillah, bagus banget&bermanfaat terima kasih,jazakumullahi katsiro
Maaf, QS Asy Syura 20 nya sepertinya ada yang keliru. Terima kasih
مَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ ٱلْءَاخِرَةِ نَزِدْ لَهُۥ فِى حَرْثِهِۦ ۖ وَمَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ ٱلدُّنْيَا نُؤْتِهِۦ مِنْهَا وَمَا لَهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِن نَّصِيبٍ
20. Barang siapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barang siapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat.
(Q.S. Ash-Shura:20)
Mungkin yang bapak lihat di Al-Qur'an surat Ash-Shu'araa : 20
Sangat bermanfaat terimakasih. Ijin share ya.
“Dan (dengan yang demikian) sesiapa yang menghendaki balasan dunia, kami berikan bahagiannya dari balasan dunia itu, dan sesiapa yang menghendaki balasan akhirat, kami berikan bahagiannya dari balasan akhirat itu.” (Ali-Imran:145)
Sekarang lupakan dulu kegundahanmu. Ubah pola pikir. Ubah mindset kamu.
Niat awal kamu mau mengemban amanah ini karena apa? Niatnya sudah benar belum?
Innama'al a'malu binniyat
Sesungguhnya amal itu sesuai dgn niatnya.
Kamu posisikan sebagai apa amanah disisimu? Amalkah? Ngejar jabatankah? Membantu orang saja kah?
Jika dr dulu tidak yakin maka jawab dgn tegas tidak, saya tdk sanggup. Jgn pnuh keraguan karena sesuatu yg penuh keraguan hasilnya juga kurang baik. Yakinnn pokoknya.
Padahal sebelum menjawab sudah istikharah kan? Seharusnya sudah bulat keputusan nya. Jika iya kamu yakin dgn dirimu bahwa kamu mampu hasilnya juga akan baik pastinya. Kamu tinggal jalankan amanah mu sebagai mana mestinya, tinggal Allah yg jalankan sisa urusan yg belum bisa kamu capai.
Cuma perhatikan hadist ini dan camkan walaupun hanya sepenggal kalimat!
“Barangsiapa yang kehidupan akhirat menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah akan meletakkan rasa cukup di dalam hatinya dan menghimpun semua urusan untuknya serta datanglah dunia kepadanya dengan hina. Tapi barangsiapa yang kehidupan dunia menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah meletakkan kefakiran di hadapan kedua matanya dan mencerai-beraikan urusannya dan dunia tidak bakal datang kepadanya, kecuali sekedar yang telah ditetapkan untuknya.” (HR. Tirmidzi)
Sekarang kembalilah memohon ampunan jika kamu banyak salah sama Allah SWT. Karena ragu itu datangnya dr syaitan dan syaitan tdk akan pernah berhenti untuk membujukmu. Maka, LAWAN!
Benahi target²mu. Tulis jg targetannya dengan jelas.
Hari 1, hari 2, hari 3, dst apa yg hrs dikerjakan. Jangan lupa sematkan basmallah ketika hendak memulainya dn jgn pernah berhenti basahi bibir dgn sholawat agar tenang hati kamu dan sarana memperkuat rezeki dari target² listed. Juga jgn pernah lupa untuk dzikirnya. Amalan sunnah di kuat kan.
Harusnya dikuatkan amalan²nya untuk mempermudah jalan kamu yg sdg km hadapi ini.
Super sekali artikelnya, jazakumulluh.. semoga penulisnya mendapatkan pahala dan berkah dari Allah SWT
Post a Comment