BERPALING DARI PERBUATAN SIA-SIA
Sebelum membaca artikel di bawah ini, saya share KUMPULAN BACAAN AL-QUR'AN LENGKAP. Semoga bermanfaat.
“Dan Aku menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adh-Dhariyat: 56)
Berpaling dari perbuatan sia-sia merupakan suatu sifat yang terpuji dan
sangat dicintai Allah swt. Allah swt menciptakan jin dan manusia hanya untuk
beribadah kepada-Nya. Bukan sekedar untuk makan, minum, bermain,
bersenang-senang, dan membangun rumah.
Ingat wahai saudaraku, jangan sia-siakan waktu dan kesempatan Anda hanya
untuk berfoya-foya dan bersenang-senang. Gunakanlah waktu semaksimal mungkin
karena waktu adalah harta yang sangat mahal. Kalau harta yang lenyap dapatlah
dikumpulkan, namun waktu yang berlalu tidaklah akan kembali selamanya. Dengan
menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya dan melakukan amal-amal saleh berarti
Anda menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia yang tidak ada manfaatnya.
Bebebrapa perbuatan sia-sia bahkan doa yang harus Anda jauhi , namun
disayangkan sangat ngetrend di
kalangan banyak kaum Muslimin adalah main catur, nonton TV, banyak bicara,
banyak menghayal, banyak tidur, nongkrong di jalan-jalan, bermain dan bercanda
berlebihan, semua yang disebutkan harus dihindari karena akan menyita waktu,
tenaga, dan perasaan, juga tidak menguntungkan dan memberi manfaat baik di
dunia maupun di akhirat.
Beberapa kegiatan bermanfaat agar waktu tidak sia-sia.
1.
Membaca Alquran
Allah swt berfirman:
“Dan
Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang yang beriman, sedangkan bagi orang-orang yang zalim (Al-Qur’an itu) hanya
akan menambah kerugian.” (QS.
Al-Isra’: 82)
Abu Ummah berkata, “Saya mendengar Rasulullah
saw bersabda: Bacalah Al-Qur’an,
sesungguhnya ia datang di hari kiamat nanti sebagai pemberi syafaat bagi
pembacanya.” (HR. Muslim)
2.
Berdzikir kepada Allah swt
Allah swt berfirman:
“Maka
ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu, bersyukurlah kepada-Ku dan
janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152)
“Dan
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah (berdzikir), Allah
telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 35)
“(Orang-orang
yang berakal) adalah orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
dalam keadaan berbaring.” (QS.
Ali-Imran: 191)
Rasulullah saw bersabda, “Perumpamaan orang
yang ingat (selalu berdzikir) kepada Rabbnya dan orang yang tidak ingat laksana
orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR. Bukhori)
3.
Menuntut ilmu pengetahuan
Rasulullah saw bersabda, “Mencari ilmu itu fardhu (wajib) atas setiap mukmin.” (HR.
Ahmad dan Ibnu Majah)
4.
Memperbanyak sujud kepada Allah swt
Rasulullah saw bersabda, “Perbanyaklah sujud
kepada Allah, sesungguhnya kamu tidak melakukan sujud kepada Allah kecuali Alah
menaikkan derajatmu setiap sujud satu derajat dan Allah akan mengampuni
kesalahanmu dengan sujud.” (HR. Muslim)
Dari Rabi’ah bin Ka’ab diriwayatkan ban=hwa
menceritakan: “Aku membawa air wudlu Rasulullah dan keperluan lainnya.” Beliau
berkata, “Adakah permintaanmu?” Aku berkata, “Aku mohon agar keak bisa menjadi
temanmu di surga.” Beliau berkata, “Adakah yang lainnya?” Aku menjawab,
“Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan memperbanyak sujud.” (HR.
Muslim)
5.
Mengunjungi saudara atau silaturahmi
Rasulullah saw bersabda, “Dan lelaki
mengunjungi saudaranya di ujung kota karena Allah, maka ia akan berada di
surga.” (HR. Tabrani)
Allah berfirman: “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu
saling meminta satu sama lain. Dan peliharalah hubungan silaturahim,
sesungguhnya Allah selalu menjaga dan menguasai kamu.” (QS. An-Nisa: 1)
6.
Tawadlu
Tawadlu merupakan perangai yang disunahkan,
yang mencangkup kebaikan. Ia merupakan sikap tunduk kepada kebenaran dan
menerima kebenaran dari siapapun datangnya, baik dalam keadaan rida maupun
marah. Di samping itu, ia merupakan sikap rendah hati dan lemah lembut.
Suatu keistimewaan yang mulia apabila seseorang
berperilaku tawadlu’ karena Allah dan Rasul-Nya menjanjikan bahwa siapa yang tawadlu’ maka ditinggikan derajatnya.
Rasulullah saw bersabda: “Tidak shodaqoh
itu akan mengurangi harta kekayaan dan Allah tidak akan menambah seseorang
karena memberi maaf melainkan kemuliaan, dan tidaklah seseorang tawadlu’ karena
Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatnya.” (HR. Muslim)
Bentuk-bentuk tawadlu’:
a. Jika seseorang
seperti dirinya menonjolkan diri di pertemuan, maka ia sombong. Jika orang
tersebut agar mundur berarti tawadlu’.
b. Ia berdiri dari
kursinya untuk orang lain, atau orang mulia dan mempersiapkan duduk di kursi.
Jika orang lain atau orang mulia tersebut berdiri, ia siapkan sandalnya, dan
mengantarnya ke pintu rumahnya dengan berjalan di belakangnya.
c. Ia berdiri
untuk orang biasa, menghadapinya dengan wajah yang berseri-seri lemah lembut
ketika bertanya kepadanya, menjawab panggilan memenuhi kepatuhannya dan tidak
melihat dirinya lebih baik daripadanya.
d. Ia mengunjungi
orang yang statusnya di bawahnya atau orang yang selevel dengannya dengan
membawa oleh-oleh untuknya, dan berjalan bersamanya untuk memenuhi
kebutuhannya.
e. Ia mau duduk bersama
orang-orang miskin, orang-orang sakit, orang-orang cacat, menjawab panggilan
mereka, makan bersama mereka, dan berjalan bersama mereka.
f. Ia makan-makan tanpa
berlebihan dan berpakaian tidak sombong.
7.
Memuliakan Tamu
Penghormatan kepada tamu merupakan bagian dari
ajaran Islam. Ia merupakan akhlak pada Nabi dan orang-orang salih. Rasulullah
saw bersabda: “Barangsiapa beriman kepada
Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berkata baik dan diam. Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya. Dan
barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia memuliakan
tamunya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Perintah berbuat baik kepada tamu:
Tamu adalah raja. Apabila ada tamu yang datang
berjamu ke rumah kita, maka segeralah bergegas menyambutnya dengan wajah ceria
serta berbicara baik dan menyenangkan. Sedangkan pilar dari penghormatan kepada
tamu adalah menghidangkan makanan. Rasulullah juga melarang kita menyakiti,
mengganggu tetangga, seperti membuang kotoran atau sampah di depan rumahnya,
meninggikan suara pada saat dia beristirahat, adu domba, mengambil haknya.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti
tetangganya. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari Akhir maka janganlah ia menyakiti tetangganya.” (HR.
Muslim)
8.
Muka berseri
Adalah sebuah awal ynag indah ketika seseorang
bertemu dengan saudaranya, seorang suami bertemu dengan istrinya, demikian pula
anak kepada orang tua, seorang mahasiiswa kepada dosennya, seorang murid kepada
gurunya, dan seterusnya. Perjumpaan itu akan menjadi indah apabila diiringi
dengan muka yang berseri atau senyuman yang hangat penuh keakraban dan
persaudaraan yang diiringi dengan cinta kepada Allah semata. Allah berfirman: “Maka dia tersenyum dengan tertawa karena
mendengar perkataan semut.” (QS. An-Naml: 19).
Ayat ini menjelaskan ketika Nabi Sulaiman As
beserta tentaranya berjalan, maka raja semut berkata kepada rakyatnya supaya
masuk ke lubang mereka agar terinjak oleh pasukan Nabi Sulaiman. Maka beliau
tersenyum mendengar perkataan si Raja semu. Berseri-seri ketika berjumpa dengan
saudara adalah sedekah. Rasulullah saw bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu merupakan sedekah bagimu.” (HR.
Tirmidzi)
9.
Berpacu dalam kebaikan
Allah swt berfirman, “Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.” (QS. Al-Baqarah: 148).
Untuk itu manfaatkanlah detik demi detik Anda dengan memaksimalkan beramal
soleh.
10.
Menepati Janji
Allah swt berfirman, “Di antara orang-orang Mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa
yang mereka janjikan.” (QS. Al-Ahzab: 23). Jika berkhianat dan ingkar janji
merupakan sifat orang-orang munafik, sebaliknya menepati janji merupakan sifat
khas para Nabi.
Wallahi a’lam. (FAR)
Belum ada tanggapan untuk "BERPALING DARI PERBUATAN SIA-SIA"
Post a Comment