IKHLAS KUNCI KESUKSESAN DUNIA
AKHIRAT
Sebelum membaca artikel di bawah ini, saya share KUMPULAN BACAAN AL-QUR'AN LENGKAP. Semoga bermanfaat.
Sebagaimana dalam firman Allah swt berikut.
Artinya: Katakanlah: “Sesungguhnya
sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan Semesta
Alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku
dan Aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS.
Al-An’am: 162-163)
Banyak di antara kita tanpa sadar sewaktu melakukan suatu amal atau
ibadah, diam-diam terselip maksud lain dari ibadah tersebut. seperti ada yang
puasa sunat agar badannya sehat, bisa mengurangi berat badan, agar lulus ujian,
bisa dapat jodoh, agar keinginan tercapai, dan sebagainya.
Begitu juga ada yang zakat dan sedekah itu, agar mereka dipuji orang,
agar dimuliakan orang, ada perasaan bangga dalam hati karena dianggap manusia
dermawan, agar mendapat ganjaran 10x lipat, 100x lipat, 700x lipat, dan
sebagainya. Seolah-olah mereka berdagang dengan Allah.
Semua pamrih yang disebutkan di atas, sebenarnya hanya dampak saja dari
ibadah-ibadah yang mereka lakukan. Tidak usah dijadikan tujuan. Karena tujuan
ibadah kita sebagaimana firman Allah dalam surat Al-An’am ayat 162 di atas
adalah “lillahi rabbil ‘alamin”.
Sewaktu tujuan ibdah kita hanya mencari rida Allah semata, maka inilah yang
disebut ikhlas. Berdasarkan firman Allah dalam surat Al-An’am 162-163 tersebut
maka tidak boleh ada niat lain dalam hati kita, dalam mengerjakan apapun juga
kecuali hanya semata-mata ikhlas mencari rida Allah swt.
Orang yang ikhlas dalam beribadah akan mengorientasikan semua ibadahnya
hanya untuk mencintai Allah, bukan untuk mengejar surga ataupun bukan hanya karena
takut dengan neraka-Nya.
Bagaimana Caranya Agar Kita Bisa
Ikhlas
Kalau kita hanya ikhlas karena ingin mendapatkan surga Allah atau arena
takut masuk neraka Allah, maka ini terpaksa ikhlas atau ikhlas yang
ikhlas-ikhlasan.
Kemudian, bagaimana caranya agar kita benar-benar ikhlas:
1.
Memurnikan tauhid kepada Allah swt.
Sebagaimana dalam firman Allah di bawah ini.
“Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan (ikhlas)
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (QS. Al-Baqarah: 5)
Berdasarkan firman Allah tersebut menegaskan
bahwa sudah sepantasnya ibadah kita semata-mata ditujukan kepada Allah swt
untuk mengharapkan rida-Nya.
2.
Mengikuti Rasulullah saw dengan mematuhi perintahnya, meninggalkan
larangannya, dan membenarkan apa yang disampaikan Rasul.
Sebagaimana dalam firman Allah berikut.
Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa: 59)
3.
Menjauhi dari sifat riya
Sebagaimana dalam firman Allah swt berikut.
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu
dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang
yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia idak beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin
ynag di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari
apa yang mereka usahakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang kafir. (QS. Al-Baqarah:
264)
4.
Menyembunyikan ibadah yang dilakukan
Sebagaimana dalam firman Allah swt berikut.
Jika
menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu
sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah: 271)
Berdasarkan firman Allah di atas, menjelaskan
bahwa ternyata menyembunyikan ibadah jauh lebih utama daripada menampakkan
ibadah. Walaupun menampakkan ibadah tidak dilarang. Sebab bisa jadi dengan menampakkan
ibadah akan menimbulkan sikap riya
pada diri si pemberi dan dapat pula menyakitan hati orang yang diberi.
5.
Mengintrospeksi diri dengan cara menghitung-hitung amalan setiap saat.
Sebagaimana dalam firman Allah berikut.
Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Ankabut: 69)
Belum ada tanggapan untuk "IKHLAS KUNCI KESUKSESAN DUNIA AKHIRAT"
Post a Comment